MENGOPERASIKAN ALAT KOMUNIKASI YANG BAIK
A. Etika dan Etiket Berkomunikasi
Sebelum
membahas mengenai etika dan etiket komunikasi terlebih dahulu kita akan
mempelajari tentang komunikasi. Dalam modul ini kita akan mempelajari
secara singkat saja dan untuk lebih mendalamnya dapat anda pelajari pada
modul Melakukan Konfirmasi Keputusan Pelanggan.
1. Pengertian Komunikasi
Secara
etimologi (bahasa), istilah komunikasi berasal dari bahasa latin
communicare yang artinya memberitahukan kemudian berkembang ke dalam
bahasa Ingggris menjadi communication yang artinya proses pertukaran
informasi, suatu obyek, ide, perasaan dan yang lainnya. Istilah
komunikasi kemudian di Indonesiakan menjadi komunikasi yang artinya sama
dengan communication.
Pembahasan
komunikasi di modul ini lebih menekankan pada komunikasi ditinjau dari
segi psikologi. Alasannya, karena kita sebagai pelaku komunikasi akan
dihadapkan pada etika etika dan etiket berkomunikasi. Kenapa kita harus
menggunakan etika dan etiket dalam melakukan komunikasi, karena dalam
proses komunikasi itu terdapat saling mepengaruhi antar komunikator dan
kominakan. Dalam melakukan tindakan, melakukan ucapan, dan bersikap
kepada lawan bicara kita, pasti ada motif (pengaruh) dari dalam diri
amsing-masing pelaku komunikasi. Di sini tentu saja yang diharapkan
dalam komunikasi di perusahaan adalah komunikasi tersebut dapat
berpengaruh baik terhadap perusahaan maupun lawan bicara. Tapi, tentu
saja tidak menutup kemungkinan ada pengaruh yang jelek terhadap lawan
bicara, dan umpan baliknya akan merugikan perusahaan atau lawan bicara.
Hingga terjadilah bahwa komunikasi akan menimbulkan ketidakharmonisan
hubungan komunikasi.
2. Etika Komunikasi
Dalam
melakukan komunikasi tentunya tidak terlepas dari etika berkomunikasi.
Walaupun jalannya komunikasi tersebut melalui alat bantu atau media
komunikasi, tetapi tetap harus mempertahankan etika berkomunikasi.
Begitu pula komunikasi bisnis juga harus tetap memperhatikan etika
berkomunikasi, dengan alasan-alasan sebagai berikut.
a. Bisnis adalah kompetisi
Bisnis
adalah suatu bentuk persaingan, sehingga setiap pelaku bisnis yang
terlibat di dalamnya akan selalu berusaha dengan segala cara dan upaya
untuk bisa menang.
b. Aturan bisnis
Dalam
persaingan bisnis, aturan yang digunakan berbeda dari aturan yang ada
dalam dalam kehidupan sosial pada umumnya. Karenanya masing-masing
pelaku bisnis membawa aturan tersendiri.
c. Aturan moral
Pelaku
bisnis yang mematuhi aturan moral akan berada dalam posisi yang tidak
menguntungkan dalam bisnisnya, di tengah persaingan ketat yang
menghalalkan segala cara. Namun tidak semua pelaku bisnis akan
menghalalkan, melainkan masih ada yang konsekuen terhadap aturan-aturan
moral.
Dari keterangan di atas
bisa disimpulkan bahwa bisnis dan etika adalah merupakan dua hal yang
berbeda dan terpisah satu sama lain.untuk lebih jelasnya, berikut akan
diberikan pengertian etika dan etika komunikasi bisnis.
Secara
etimologi (bahasa) istilah etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos”
yang berarti adat kebiasaan, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut
“Eticha atau Etich” yang berarti tata susila.
Selanjutnya etika dapat dibedakan menjadi:
1) Nilai-nilai dan norma sebagai landasan perilaku
2) Ilmu tentang baik dan buruk yang merupakan bagian dari filsafat
3) Kumpulan nilai-nilai atau kode etik.
Kalau
ditinjau dari segi bahasa etika adalah filsafat tentang kehendak
mengenai baik dan buruk yang mengajarkan keluhuran budi dan
aturan-aturan kesopanan. Etiket adalah tata cara sopan santun dalam
pergaulan. Etis adalah orang yang dalam perilakunya menggunakan etiket.
Etiket
bisnis membantu para perilaku bisnis untuk mendekati masalah-masalah
bisnis dengan sentuhan moral. Etika bisnis membantu para manajer dan
pelaku bisnis lainnya untuk menangkap hal yang tidak bisa ditangkap
dengan kaca mata ekonomi manajemen murni dan memecahkan banyak persoalan
dengan menggunakan pendekatan yang lebih dari sekedar pendekatan
ekonomi manajemne. Dengan etika bisnis, dalam melakukan bisnis kita
tetap bertindak dan berperilaku sabagai manusia yang mempunyai etika.
Etika bisnis menuntun pelaku bisnis agar berusaha mewujudka citra bisnis
dan manajemen yang etis.
Sebagai
etika khusus atau etika terapan, prinsip-prinsip dalam etika bisnis
sesungguhnya adalah penerapan dari prinsip etika pada umumnya. Adapun
prinsip-prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut.
1) Prinsip otonomi
Setiap manusia bertindak berdasarkan pada kesadarannya sendiri atas apa yang dianggapnya
baik untuk dilakukan. Bertindak secara otonam adalah bebas untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan keputusan itu.
2) Prinsip kejujuran
Segala ucapan, sikap, dan tindakan dalam bisnis didasarkan pada kebenaran yang sesungguhnya
atau kejujuran. Kejujuran dalam memberikan informasi tentang produk yang dijual,
merupakan suatu jaminan akan keberlangsungan sebuah bisnis. Berbohong adalah sikap yang
pada nurani akan menimbulkan rasa berdosa dan berbisnis dengan modal berbohong suatu saat
akan ketahuan.
3) Prinsip keadilan
Menjunjung tinggi adanya hak dan kewajiban di kedua belah pihak pelaku bisnis,
penjual dan pembeli. Perlakukanlah pelaku bisnis sesuai dengan hak dan
kewajiban yang harus diterimanya.
Sedangkan
yang dimaksud dengan etiket adalah cara-cara sopan santun atau
aturan-aturan yang harus dipatuhi dalam pergaulan. Dalam komunikasi
bisnis, mengenai etiket meliputi halprimer dan sekunder.
a. Etiket hubungan primer
Aturan-aturan
etika yang mengatur hubungan langsung yang diperlukan perusahaan untuk
melaksanakan fungsi dan misinya yang utamanya, yaitu memproduksi barang
dan jasa. Misalnya, aturan hubungan antar kolega dengan kolega, pekerja
dengan pimpinan, atau pekerja dengan tugas pekerjaannya.
b. Hubungen sekunder
Aturan-aturan
etika yang mengatur hubungan intern perusahaan dengan ekstern
perusahaan. Misalnya, hubungan antara produsen dengan konsumen, atau
hubungan produsen dengan produsen pesaing lainnya.
Seperti
halnya manusia pribadi mempunyai etika pergaulan antar manusia, maka
pergaulan bisnis dengan masyarakat umum juga memiliki etiket pergaulan
yaitu etiket pergaulan bisnis. Adapun etiket pergaulan bisnis
diantaranya dapat meliputi beberapa hal berikut ini.
a. Etiket hubungan anatar penjual dengan pelanggan
Hubungan
antara penjual dengan pelanggannya merupakan hubungan yang paling
banyak dilakukan. Secara umum etika jenis ini telah ditentukan dalam
Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan Kode Etik APLI (Assosiasi
Penjual Langsung Indonesia), dan secara khususnya adalah etika yang
berlaku di masing-masing perusahaan. Etiket dalam hubungan antara
penjual dan pelanggan meliputi hal-hal berikut ini :
1)
Penggunaan kemasan yang beragam dan berbeda-beda membuat konsumen sulit
untuk membedakan atau mangadakan perbandingan harga dengan produknya.
2) Perlunya memberikan informasi penjelasan atau article produk yang dikemas pada bagian luar kemasan
3) Promosi dilakukan dengan jujur dan bersaing dengan sehat
4) Pemberian service dan garansi adalah tindakan yang etis oleh pelaku bisnis.
b. Etiket hubungan perusahaan dengan karyawan
Adapun hubungan antara perusahaan dengan karyawan ini meliputi beberapa hal sebagai berikut:
1) Recruitment (penarikan)
2) Training (latihan)
3) Promosi atau kenaikan pangkat
4) Transfer
5) Demosi atau penurunan pangkat
6) Layoof (Pemutusan Hubungan Kerja /PHK)
c. Etiket hubungan antar bisnis
Hubungan
antar bisnis ini merupakan hubungan antar perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain atau bisa juga dikatakan hubungan dengan
pesaingnya. Umumnya dalam kegiatan tersebut sering terjadi
benturan-benturan kepentingan antar keduanya. Oleh karena itu dalam
hubungan antar bisnis ini dituntut adanya etika pergaulan bisnis yang
baik.
d. Etiket hubungan dengan investor
Perusahaan
berbentuk PT (Perseroan Terbatas) yang akan atau telah “Go Public”
harus memberikan informasi yang baik dan jujur kepada pera investornya.
Masyarakat calon pemodal yang ingin membeli saham hauslah diberikan
informai secara lengkap dan benar mengenai prospek perusahaan yang go
public tersebut. Karena informasi yang tidak jujur akan menjerumuskan
pada pengambilan keputusan yang keliru.
e. Etiket hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan
Hubungan
dengan lembaga-lembaga keuangan terutama jawaban pajak adalah hubungan
yang bersifat finansial. Hubungan ini merupakan hubungan yang berkaitan
dengan penyusunan laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan rugi
laba. Misalnya laporan finansial tersebut haruslah disusun secara baik
dan benar sehingga tidak terjadi kecenderungan ke arah penggelapan
pajak.
B. Prosedur dan Pengoperasian Alat Komunikasi
1. Alat Komunikasi
Komunikasi
merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan manusia, karena dengan komunikasi manusia dapat bergaul dengan
sesamnya. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dengan
komunkasi, baik komunikasi secara langsung maupun tidak langsung.
Komunikasi secara langsung misalnya bertatap muka dalam rapat
musyawarah, guru yang mengajar muridnya, atau pada kampanye Pemilihan
Umum.
Komunikasi secara tidak
langsung yaitu komunikasi dengan menggunakan perantara atau sering
disebut komunikasi dengan menggunakan alat bantu. Alat bantu ini disebut
media komunikasi atau sarana komunikasi. Media komunikasi yaitu suatu
alat atau seperangkat alat yang dapat digunakan untuk menunjang
kelancaran komunikasi. Media atau alat komunkasi ini mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Mempermudah jika sesorang ingin menyampaikan pesan atau informasi kepada orang
b. Proses penyampaian informasi akan lebih efektif
c. Waktu yang diperlukan untuk menyampaiakan informasi lebih singkat
d. Hubungan antara sesorang akan menjadi lebih dekat
e. Dapat menambah daya tarik informasi yang disampaikan lebih jelas
f. Isi dan maksud informasi yang disampaikan lebih jelas
g. Membangkitkan motivasi penerima pesan atau inormasi (komunikan)
Media
komunikasi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu media
komunikasi berdasarkan alat yang digunakan dan media komunikasi
berdasarkan sasarannya.
a. Media komunikasi berdasarkan alat yang digunakan
Berdasarkan alat yang digunakan media komunikasi dapat dibagi menjadi tiga macam :
1) Media komunikasi audio (pendengaran)
Media
komunikasi audio yaitu suatu alat yang membantu memperlancar proses
komunikasi yang berupa suara , seperti radio dan telepon.
2) Media komunikasi visual (penglihatan)
Media
komunikaso visual yaitu suatu alat bantu komunikasi tyang dapat dilihat
baik tulisan maupun gambar, seperti surat, brosur, poster, spanduk,
majalah, dan tabloid
3) Media komunikasi audio visul (pendengaran dan penglihatan).
Media
komunikasi audio visual yaitu alat bantu komunikasi yang dapat dilihat
dan dapat didengar, seperti televisi, video, dan film.
b. Media komunikasi berdasarkan sasarannya
Media komunikasi berdasarkan sasarannya dapat dibagi menjadi tiga bagian :
1) Media komunikasi umum
Media
komunikasi umum yaitu alat bantu komunikasi yang dapat ditujukan kepada
seseorang, kelompok atau massa. Contoh alat bantu komunikasi yang
ditujukan kepada seseorang, seperti telepon, telegram, surat, dan email.
Alat bantu komunikasi yang dapat ditujukan kepada kelompok, seperti
surat, telegram, email, brosur, spanduk, plakat, dan internet. Sedangkan
alat bantu komunikasi yang dapat ditujukan kepada massa seperti brosur,
spanduk, internet, surat kabar, majalah, radio, televisi, video, dan
film.
2) Media komunikasi massa
Media
komunikasi massa adalah alat bantu komunkasi yang ditujukan khusus
untuk massa, seperti media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media
audio (radio), media visual (spanduk, poster), dan media audio visual
(televisi, video, film).
3) Media komunikasi bisnis
Media
komunikasi bisnis adalah alat bantu komunikasi yang dapat digunakan
untuk keperluan bisnis. Media komunikasi bisnis ini dibagi menjadi
beberapa bagian :
a) Media komunikasi manajemen
Media komunikasi manajemen kemudian dibagi lagi menjadi beberapa bagian :
Untuk
berkomunikasi di dalam lingkungan kantor misalnya dengan manajer, antar
direksi dengan menggunakan alat komunikasi seperti intercom,
interphone, LAN (Local Area Network), CCTV (Closed Circuit Television),
dan surat - memo
Untuk
berkomunikasi dengan manajer dan antar direksi, tetapi dilakukan dengan
di luar kantor dengan menggunakan alat seperti : telepon, telepon
seluler (handphone), facsimile, handy talky, e-mail, surat, telegram,
dan penyentara (pager)
Untuk
berkomunikasi dalam bentuk rapat dikantor dengan menggunakan projector,
kompouter, dan projector LCD, dan sistem audio-video
Untuk
komunikasi dalam bentuk rapat jarak jauh seperti rapat pimpinan pusat
dengan cabang, anak perusahaan, cabang perusahaan, dan agen dengan
menggunakan alat seperti komputer telewicara dengan projectornya.
b) Media komunkasi pendidikan dan pelatihan
Alat
bantu komunikasi yang digunakan untuk pendidikan dan pelatihan karyawan
perusahaan, seperti transparansi, overhead projector, video-TV, film,
withboard, flipchart, sistem audio (wirelles dan non wirelles).
c) Media komunkasi hubungan intern (mitra bisnis)
Alat
banu komunikasi yang digunakan untuk berhubungan dengan mitra bisnis,
seperti surat, telegram, email, telepon, telepon seluler (HP), dan
penyeranta.
d) Media komunikasi hubungan pelanggan
Alat
bantu komunikasi yang digunakan untuk berhubungan dengan pelanggan baik
secara personil maupun secara umum. Alat komunikasi yang digunakan
dalam hubungan personal contohnya telepon, telepon seluler, fax, e-mail,
surat, telegram, dan surat internet (websaite). Sedangkan alat
komunikasi yang digunakandalam hubungan secara umum misalnya dalam
promosi penjualan seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, dan
film.
2. Prosedur Pengoperasian Alat Komunikasi
Dalam
berkomunikasi secara tidak langsung atau menggunakanalat bantu,
terlebih dahulu kita harus memahami prosedur pengoperasian alat
komunikasi tersebut. Contohnya pada alat bantu komunikasi seperti
telepon. Telepon masih menjadi alat komunikasi modern yang paling jamak
digunakan. Adapun prosedur-prosedur pengoperasian telepon adalah sebagai
berikut.
a. Memanggil ekstensi
Sebelum melakukan panggilan ekstensi, penelepon harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1) Mengangkat gagang telepon, atau menekan tombol yang mempunyai fungsi yang sama seperti menekan tombol speaker phone
2) Kemudian tekan tombol ekstensi yang akan dituju
3) Apabila ekstensi yang kita panggil sedang sibuk, maka tekan angka enam dan matikan speaker phone atau menaruh gagang telepon
4) Setelah pembicaraan selesai, taruhlah handset kemudian matikan speakr phone
Jika kita sedang melakukan pembicaraan, kemudian masuk telepon lain, maka yang harus kita lakukan adalah :
1) Meminta pihak penelepon pertama untuk menunggu sejenak dengan cara penelepon pertama harus menekan tombol HOLD
2) Menekan tombol CO line atau tombol ICM
3) Setelah itu baru dapat melakukan pembicaraan
4) Apabila pembicaraan telah selesai maka tekan tombol CO Line atau tombol ICM
b. Menelepon keluar
Dalam
melakukan panggilan keluar, tentunya kita yang melakukan calling
terlebih dahulu pada pihak atau ekstensi yang kita tuju. Namum ada tiga
cara yang harus diperhatikan dalam melakukan panggilan keluar, yaitu
speed dialing (melakukan panggilan cepat), manual, dan rapid dialing.
1) Speed Dialing
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
- Gagang telepon diangkat, atau dengan cara menekan tombol speaker phone;
- Setelah itu tekan tombol auto /memory;
- Kemudian tekan kode telepon yang dituju;
- Setelah tersambung baru dilakukan pembicaraan;
- Setelah pembicaraan selesai, letakkan gagang telepon atau tekan tombol speaker phone.
2) Manual
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
- Gagang telepon diangkat, atau dengan cara menekan tombol speaker phone;
- Setelah itu tekan tombol PTT (CO Line) yang dikehendaki;
- Kemudian tekan kode telepon yang dituju;
- Setelah tersambung baru dilakukan pembicaraan;
- Setelah pembicaraan selesai, letakkan gagang telepon atau tekan tombol speaker phone.
3) Rapid Dialing (On Touch Dialing)
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
- Gagang telepon diangkat, atau dengan cara menekan tombol speaker phone;
- Setelah itu tekan tombol sentuhan yang telah diprogram khusus;
- Setelah tersambung baru dilakukan pembicaraan;
- Setelah pembicaraan selesai, letakkan gagang telepon atau tekan tombol speaker phone.C. Prosedur Penanganan Informasi secara Lengkap dan Akurat serta Meneruskan
Informasi yang Diterima kepada yang Berkompeten
Untuk
dapat menerima informasi dengan b aik dengan melakukan komunikasi
melalui telepon, kita harus benar-benar memahami prosedur penanganan
informasi dengan baik, agar informasi yang diterima mudah disampaikan
kepada yang dituju. Apabila menerima telepon dari luar, dan telepon
tersebut ditujukan untuk teman, rekan, atau pemimpin di suatu
perusahaan, maka orang yang menerima telepon tersebut disebut operator.
Operator
telepon dari suatu perusahaan dianggap oleh pemanggil sebagai seorang
wakil dari perusahaan tersebut ia bekerja. Jika pemanggil mendapatkan
pelayanan yang kurang memuaskan, maka ia akan mempunyai kesan negatif
terhadap perusahaan tersebut. Dalam suatu perusahaan, yang menjadi
operator telepon biasanya adalah seorang sekretaris, untuk itu
sekretaris harus benar-benar memperhatikan sikap, suara, dan kata-kata
yang baik yang disampaikan penelepon.
Untuk
dapat meneruskan informasi kepada yang kompeten atau yang dituju
(Pimpinan Perusahaan) maka seorang operator ketika menerima telepon /
panggilan masuk menyiapkan alat tulis dan LPT (Lembaran Telepon Tamu).
Seorang operator juga harus mengingat hal-hal penting waktu mengisi LPT /
pesan yang disampaikan penelepon. Apabila penelepon membuat janji temu
dengan yang kompeten maka operator harus mencatat :
1. tanggal dan waktu menelepon
2. identitas penelepon
3. tanggal dan waktu perjanjian
4. yang dituju penelepon
5. masalah yang akan dibicarakan
6. tempat janji temu
Keenam
hal tersebut sebaiknya dicatat dalam catatan LPT (Lembar Pesanan
Telepon) dan diperiksa kembali dengan teliti. Untuk penulisan dan format
LPT tidak ada ketentuan yang baku sehingga tiap perusahaan diberika
kebebasan untuk membuat sesuai dengan versi masing-masing, begitu juga
namanya tidak berarti harus Lembar Pesanan Telepon (LPT), di modul ini
disebut demikian untuk memudahkan saja dan sebagai salah satu contoh,
untuk itu seiap perusahaan dapat memberi sitilah masing-masing.
Untuk menjamin agar janji temu ditepati sesuai dengan permintaan operator harus mengerjakan hal-hal sebagai berikut.
1.
setelah mengisi LPT, operator harus meletakkannya di suatu tempat yang
menyoloknya, sehingga atasan dapat segera melihat ketika ia kembali ke
ruangannya, atau menyerahkan langsung LPT kepada yang dituju
2. setelah waktu pertemuan disanggupi oleh pimpinan, maka operator menelepon balik pemanggil / kantor pemanggil untuk penegasan
3.
sesudah penegasan dilakukan, maka ia harus mencatat pejanjian itu pada
kalender meja atasan dan mejanya sendiri. Hal-hal yang harus dicatat
adalah nama penelepon, nama kantor perusahaan penelepon, dan bila
diinginkan oleh atasan, masalah yang akan dibiacarakan bisa juga
dicantumkan
4. memberitahukan tempat/alamat yang tepat dimana pertemuan akan diangsungkan untuk memudahkan tamu mengetahui tempatnya
5.
operator harus mencatat nomor telepon pemanggil dalam ruang LPT dan
dalam buku catatan berabjad jika hubungan baru pertama kali diadakan
dengan suatu perusahaan atau seseorang
6. operator harus melatih membiasakan mencatat semua catatan dalam buku nota / catatan telepon
7. perlu diingat bahwa operator bertanggung jawab penuh atas kelancaran jalannya janji tersebut
D. Menerima Informasi Secara Akurat dan Lengkap
Akurat
berarti dalam menerima informasi dilakukan dengan seksama, teliti, dan
cermat. Lengkap berarti dapat menangkap pesan sesuai dnegan tujuan dari
penelepon. Untuk itu maka kita harus menjadi pendengar yang efektif.
Adapun yang dimaksud dengan mendengar adalah proses menngkap suara atau
bunyi dengan telinga. Seperti halnya membaca, maka pendengar mempunyai
prinsip dan cara-cara tertentu akan pembicaraan yang dikatakan orang
lain dapat ditangkap dengan jelas. Adapun yang dimaksud dengan
prinsip-prinsip mendengarkan adalah sebagai berikut.
1. Prinsip-Prinsip Mendengarkan
Prinsip-prinsip mendengarkan ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.
a. Prinsip motivasi
Seseorang
akan mengerti pembicaraan yang disampaikan orang lain, jika dari
dirinya ada dorongan kebutuhan untuk mendengarkan pembicaran itu. Untuk
maka seorang operator telepon harus mampu memotivasi dirinya sendiri
agar tetap antusias untuk menyambut penelepon dengan baik dan ramah.
Apalagi seorang operator telepon perusahaan bukanlah bekerja untuk
kepentingannya pribadi melainkan untuk kepentingan perusahaan dan nama
baik perusahaan.
b. Prinsip perhatian
Untuk
menangkap pembicaraan orang lain kita harus memperhatikan apa yang
dibicarakan orang tersebut. Hal ini sebagai suatu prasyarat agar kita
dapat menangkap pesan dari penelepon. Memperhatikan disini dapat dilihat
dari bagaimana seorang operator telepon dapat menerima, menjawab, dan
menindaklanjuti pesan dari penelepon pada tujuannya.
c. Prinsip ulangan
Kita
harus meminta pengulangan kembali pada pembicaran apabila ada kata-kata
yang kurang jelas atau tudak dapat dimengerti. Berbicara memulai
telepon sekalipun harus dianggap seolah-olah harus berbicara tatap muka
agar saling menghargai, namun berbicara melalui telepon lebih rentan
terhadap gangguan komunikasi, baik gangguan dari segi teknis peralatan
komunikasi, maupun intonasi suara kita yang kurang bagitu fasih. Disini
pembicaraan jangan terlalu cepat dan harus bernada sedang. Kalau ada
hal-hal yang kurang jelas atau untuk mengantisipasi kekeliruan
penerimaan pesan, lebih baik operator meminta penelepon untuk mnegulang
kembali pesannya. Telebih jika berhubungan dengan angka misalnya dengan
jumlah uang, nomor telepon, dan yang lainnya, lebih baik operator
meminta kepada penelepon untuk menyampaikan dengan mengejarnya.
2. Cara-cara Mendengarkan
Mendengarkan
adalah salah satu kompetensi atau kemampuan. Tidak semua orang dapat
menjadi pendengar yang baik, walaupun begitu kecakapan dalam
mendengarkan dapat dipelajari dan ditekuni. Kenapa kalau kita
mendengarkan sebuah cerita/dongeng dengan masalah dapat kita sampaiakn
lagi pada orang lain dengan mudah., tetapi saat kita mendengarkan materi
pelajaran yang diterangkan oleh guru, terkadang kita susah menyimpannya
dalam memori otak apalagi untuk menyampaikannya kembali pada orang
lain. Di sini bukan berarti mampu dan tidak mampunya mendengarkan,
melainkan kita belum menerapkan metode mendengarkan mana yang sesuai
dengan kemampuan otak kita. Untuk itu, sekarang kita akan mencoba
mempelejari metode-metode dalam mendengarkan. Mendengarkan dapat
dilakukan dengan cara siap mendengarkan, pandai menangkap pembicaraan,
mampu mencatat, dan mampu memberikan respon.
a. Kesiapan mendengar
Dalam
hal ini adalah kesiapan jasmani dan rohani seseorang untuk mendengarkan
pembicaraan orang lain. Kesiapan jasmani meliputi panca indera
diantaranya telinga agar siap, artinya perhatian penu dan tidak
terganggu kesehatannya. Kesiapan rohani dalam mendengarkan adalah
kiranya hal penting, karena terganggunya rohani akan berpengaruh pada
terganggunya panca indera. Hati yang sakit rohaninya akan membuat enggan
melakukan aktifitas, diantaranya mendengarkan. Sering kita temukan anak
yang sedang belajar, matanya menatap ke guru yang sedang menerangkan,
tetapi pikirannya melamun kemana-mana. Dalam keadaan itu, sedikitpun
kesan yang disampaikan guru tak akan dapat diterima oleh siswa.
b. Kepandaian menangkap pembicaraan
Ada
dua sikap kepandaian dalam menangkap pembicaraan orang lain, yaitu
sikap menerima dan sikap kritis. Sikap menerima adalah orang yang
mempunyai kepribadian terbuka kepada semua orang, hingga ia siap untuk
menerima dan mendengarkanapa yang disampaikan orang lain dalam
pembicaraanya. Sikap kritis adalah sikap yang responsif terhadap
pembicaraan seseorang. Orang kritis selalu mengelola informasi pesan
yang diterimanya dan dalam benaknya telah siap untuk memberikan
tanggapan atau jawabannya sebelum pembicara mengakhiri pesan yang
disampaikannya.
c. Kemampuan mencatat dan mendengar
Dalam
mendengarkan suatu pesan agar tidak lupa dapat kita mencatatnya.
Mencatat terhadap hal yang didengar bukanlah hal yang mudah,melainkan
perlu kesiapan dan penilaian kita terhadap urgensitas pesan. Setiap
pesan yang kita terima tidak menutup kemungkinanitu hal yang penting
buat pendengar, namun terkadang itu menyepelekannya hingga tidak
mencatatnya, padahal bisa saja saat itu tidakpenting tapi besok atau
lusa diperlukan.
Adapun mencatat
pe,bicaraan tersebut dapat dilakukan dengan mencatat semua pembicaraan,
mencatat pokok pembicaraan, dan menyingkat kalimat.
d. Berpartisipasi dalam proses berbicara dan mendengar
Kita
berupaya untuk berpartisipasi aktif dalam mendengarkan. Dalam
mendengarkan tidak cukup heanya dengan jawaban “la.....la” atau
“betul....”, melainkan kita harus berupaya memberikan jawaban atau
tagggapan yang perlu disampaikan pada penelepon.
E. Menjawab Panggilan Telepon sesuai dengan Etika dan Etiket Bertelepon
Telah
diuraikan diatas bahwa “etika” adalah ilmu yang menyelidiki mana yang
baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia
sejauh yang dapat diketahui oleh alam pikiran manusia. Sedangkan yang
dimaksud dengan “etiket” adalah cara-cara bersopansansantun atau
aturan-aturan yang harus dipenuhi dalam pergaulan atau kumpulan
cara-cara dan sikap yang baik antar pergaulan manusia-manusia yang
beradab.
Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam etika berkomunikasi melalui telepon, yaitu
intonasi dan nada, kecepatan berbicara, dan pengucapan bahasa.
1. Intonasi dan nada
Dalam berkomunikasi lewat telepon, kita harus berusaha agar tidak berbicara monoton dan mengatur tinggi rendahnya suara
2. Kecapatan berbicara
Berusahalah agar tidak berbicara cepat untuk menghindar kekeliruan.
3. Pengucapan bahasa
Dalam
pengucapan bahasa, sebaiknya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar atau menggunakan bahasa sesuai daerah tempat berkomunikasi. Hal
ini bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman atau salah pengertian.
F. Menjawab Panggilan Telepon dengan Cepat dan Tanggap
Apabila
seseorang ingin melakukan hubungan melalui telepon, terlebih dahulu
harus mengetahui tata car bertelepon, etike, dan etiket bertelepon.
Setelah semua itu kita ketahui dan kuasai maka kita dapat menjawab
panggilan telepon dari luar dengna cepat dan tanggap.
Ada beberapa cara yang dilakukan apabla kita mendapat atau menerima telepon masuk, anatra lain sebagai berikut.
1. jangan biarkan telepon berdering lebih dari tiga kali
2. angkat telepon dengan tangan kiri
3. tangan kanan mengambil alat tulis untuk mencatat
4. hindari menjawab dengan menggunakan “hallo” karena kata-kata seperti itu akan membuang waktu dan tidak memberi informasi
5. memberi salam dengan menyebutkan nama lengkap, apabila Anda bekerja maka sebutkan nama perusahaan Anda
6.
bila penelepon berbicara menggunakan kata-kata atau istilah yang sulit,
maka anda harus meminta penelepon mengulang istilah tersebut
7. nomor-nomor telepon, angka-angka dan pesan-pesan penting harus diulang agar dapat dicek kebenarannya oleh penelepon
8. usahakan apabila berbicara agar terdengar ramah dan penuh semangat
9.
dalam mentransfer telepon, Anda harus benar-benar mengetahui siapa yang
dapat menangani masalah penelepon, agar penelepon tidak disalurkan dari
satu pesawat ke pesawat lain
10.
berusaha untuk mendengarkan dan menyimak perkataan dengan baik, sehingga
Anda dapat menangani dan mengetahui penelepon dengan cepat dan tepat
11.
apabila Anda tidak dapat memenuhi permintaan penelepon, maka ia perlu
menanyakan apakah penelepon setuju jika ia menelepon kembali
12.
bila ada pekerjaan yang harus dilakukan dari hasil pembicaraan telepon
tersebut, maka anda harus segera membuat catatan agar tidak lupa
13. apabila anda menerima pesan untuk rekan, anda harus mencatat dan mengulangi pesan tersebut
14.
apabila anda sedang mingguan telepon namun Anda harus meninggalkan
tempat, sebaiknya memberihukan operator atau rekan dimana ia dapat temui
akan dihubungi
15. anda jangan melayani rekan yang menarik perhatikan atau menyela pada saat Anda sedang melakukan pembicaraan di telepon
16. menutup telepon setelah penelepon memutuskan hubungan terlebih dahulu
Selain
ini perlu diperhatikan perlu hambatan-hambatan ang sering terjadi daalm
bertelepon, yaitu biasanya pesan atau informasi yang disampaikan
melalui telepon tidak terdengar kurang atau tidak jelas karena
mendapatkan gangguan pada pesawat telepon.
G. Menggunakan Catatan Daftar Nomor Telepon Pelanggan
Untuk
mnegetahui nomor-nomor telepon pelanggan, perusahaan dapat
mengetahuinya dari pesanan melalui surat (surat pesanan pelanggan),
pesanan melalui e-mail dan pesanan yang disampaikan melalui alat
komunikasi lainnya. Selain itu peusahaan dapat mengetahui melali 4
media.
1. daftar nasabah bank yang diperoleh dari pihak bank yang dilakukan dngan kerja sama dengan bank.
2. lembaga marketing yang menyusun daftar pelanggan
3. surat pesanan pelanggan
4. buku telepon
Dalam
hal ini perusahaan atau produsen tentunya harus mengetahui keterampilan
menjual melalui telepon. Banyak perusahaan atau produsen yang melakukan
penjualan melalui telepon karena beberapa alasan antara lain biaya yang
dikelurkan lebih murah, pesan akan cepat sampai, dan dapat
berkomunikasi secara langsung.
Melakukan
pesanan melalui telepon merupakan salah satu komunikasi tidak langsung.
Mengapa demikian? Karena telepon yang diunakan adalah sebagai alat
bantu komunikasi atau sering disebut dengan media komunikasi. Bila ada
pelanggan yang melaukan pesanan melalui telepon. Misalnya berkomunikasi
yang baik menurut kesabaran, kecakapan, dan komitmen antara pengirim
dengan penerima. Seorang produsen juga harus mampu mendengarkan apa yang
diutarakan oleh pelanggan sebagai pesananan sebagai atas kebutuhannya.
H. Prosedur Pemeliharaan Pesawat Telepon
Pada
zaman sekarang, telpeon adalah media komunikasi yang sangat efektif,
oleh karena itu kau harus mengetahui prosedur pemeliharaan yang harus
dilakukan agar telepon tetap terjaga, terpelihara dengan baik, dan tidak
cepat rusak. Telepon selain sebagai salah satu alat komunikasi,
disamping itu juga sebagai alat bisnis atau bisa juga disebut sebagai
alat komunikasi bisnis.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam perawatan telepon, antara lain sebagai berikut,
1. bersihkan pesawat telepon setiap hari dengan menggunakan alat yang sesuai
2. letakkan gagang telepon dengan benar sehingga jika ada panggilan masuk telepon bisa berfungsi dengan baik
3. sediakan kertu perawatan atau kartu perbaikan
4. lakukan pemeriksaan label penyambung telepon ke sentral /kotak telepon
5. jika telepon mati atau ada kerusakan hubungi bagian teknisi peralatan perusahaan
6.
bila teknisi perusahaan telah mencoba memperbaikinya dan tetap tidak
tidak ditemukan solusinya, segera hubungi petugas telekomunikasi
terdekat
I. Melaporkan Kerusakan Telepon kepada Pihak yang Berwenang dalam Perusahaan
Dalam
memeriksa kerusakan pesawat telepon hendaklah dicertak terlebih dahulu
jenis kerusakannya. Apakah kerusakan lokal atau non lokal.
1. Kerusakan Lokal
Kerusakan
dan gangguan masih dalam lokasi perusahaan, mialnya kerusakan pesawat
telepon, gangguan kabel penghubung atau yang lainnya. Dalam hal ini,
kerusakan kiranya masih dapat diatasi langsung oleh petugas teknisi
perusahaan untuk memperbaiki atau mneggantinya.
2. Kerusakan non Lokal
Kerusakan
yang diakibatkan oleh jaringan telekomunikasi, dalam hal ini seorang
petugas teknisi harus cepat menghubungi atau melaporkannya pada kantor
telekomunikasi terdekat. Laporan dapat dilakukan secara tertulis maupun
secara lisan. Laporan kerusakan secara tertulis akan lebih baik jika
mencantumkan jenis kerusakan dengan lengkap dan waktu pertama kali
terjadinya kerusakan
Seorang
operator telepon dalam melaporkan kerusakan telepon harus
menyampaikannya kepada petugas yang telah ditunjuk diperusahaan, yang
pada umumnya tahapannya adalah sebagai berikut.
1. Operator telepon
Operator
teepon harus melaporkan kerusakan telepon kepada teknisisecara tetulis
dan lisan dengan menyampaikan kartu perawatan/kerusakan telepon.
2. Teknisi perusahaan
Pegawai
teknisi kegiatan harus melporkan kerusakan pesawat telepon kepada
pimpinan secara tertulis dan lisan dilengkapi dengan Kartu Perawatan
Peralatan. Apabila kerusakan termasuk pada kerusakan non lokalmaka
teknisi harus membuat laporan kerusakan pada dinas telekomunikasi.
3. Pimpinan
Tenaga
teknisi harus melaporkan kerusakan telepon pada pimpinan dan akan
memberikan rujukan pada bagian keuangan untuk membeli komponen yang
dibutuhkan apabila kerusakan masuk pada kategori kerusakan lokal.
Apabila kerusakan termasuk pada kategori kerusakan non lokal maka
pimpinan akan memberikan instruksi pada bagian teknisi untuk segera
melapor ke kantor telekomunikasi dimana perusahaan berlanggan
4. Bagian keuangan
Setelah
laporan pada pimpinan dan memberikan rujukan pada bagian keuangan, maka
lapaoran kerusakan diserahkan pada bagian keuangan untuk disiapkan
anggaran pembelanjaannya.
5. Bagian sarana prasarana
Bagian sarana dan prasarana akan emmbeli atau menyediakan komponen yang diperlukan untuk memperbaiki telepon
J. Sikap-Sikap yang Diperlukan dalam Mengoperasikan Alat Komunikasi
1. Cermat
Dalam
mengoperasikan pesawat telepon hendaklah dilakukan dengan
sungguh-sungguh dan fokus dalam melaksanakannya. Konsentrasi terhadap
pekerjaan adalah sikap hasil dari pekerjaan optimal. Jangan sekali-kali
bekerja sambil melamun, bermain, atau memikirkan sesuatu yang tidak ada
hubungannya dengan pekerjaan. Seperti halnya kita, bila
berdandan/bepenampilan dengan keadaan pikiran sedang ruwet dan kacau
maka hasilnya juga akan kacau bahkan banyak yang terlewat.
2. Teliti
Mengoperasikan
pesawat telepon hendaklah dikerjakan dengan hati-hati dan berusaha
untuk mencek ulang segala sesuatu yang telah dikerjakan. Hati-hati dalam
penggunaan bahasa, sapaan, dan cara penyampaian. Telitilah pesan yang
disampaikan penelepon. Ketelitian ini akan dapat mengurangi resiko bagi
perusahaan.
3. Sopan
Mengoperasikan pesawat telepon hendaklah dikerjakan dengan sopan dalam ucapan, sikap, dan tindakan.
4. Tepat Azas
Mengoperasikan
pesawat telepon hendaklah dikerjakan dengan sesuai aturan yang berlaku
secara etika dan etiket yang berlaku diperusahakan